Thursday, 1 February 2007

Jejaring Komsos Antarparoki

KOMUNIKASI sosial terbuka pada kerjasama. Oleh karena itu, Sie Komsos Tomang mengadakan jejaring dengan beberapa si komsos paroki lain dengan "Program Komsos to Komsos" (disingkat K to K Project). Jejaring komsos pertama dilakukan dengan Paroki Kristus Raja Baciro, Yogyakarta. Hal ini berawal dengan bencana gempa yang meluluhlantakan Yogyakarta dan sekitarnya pada Mei 2006. Akibat gempa ini, ribuan jiwa melayang dan ribuan rumah termasuk bangunan ibadat hancur. Paroki Baciro termasuk paroki yang mengalami kerusakan sangat parah.

Selain merusak bangunan ibadat, gempa juga sempat mengoyak komunikasi antarumat di Paroki Baciro. Majalah Paroki "Genta" sebagai salah satu media komunikasi antarumat terancam tidak terbit. Seluruh alokasi dana paroki lebih difokuskan untuk korban gempa. Padahal, menurut Ketua Komsos Paroki Baciro AM Novianto, media "Genta" baru saja terbit untuk pertamakali pada Paskah 2006 setelah mengalami perjuangan tidak kalah hebat untuk menerbitkannya. Menurut Novi, umat Baciro sudah sangat berharap media ini mampu mengubah pola komunikasi menggereja mereka. Namun, gempa datang dan menghancurkan seluruh harapan mereka di tumpukan puing-puing bangunan.

Nah, justru dalam situasi darurat di mana komunikasi sedang amburadul atau tidak ada komunikasi sama sekali, kehadiran media menjadi penting. Entah sebagai portal informasi penanganan bencana, penyaluran bantuan, maupun penguatan iman dan harapan dari para korban gempa. Sebagai bentuk solidaritas dan sikap berbagi, Komsos MBK membangun jejaring dengan Komsos Baciro. Tujuannya, menghidupkan kembali "Genta" sebagai media penguat iman di kala bencana. Akhirnya, Komsos MBK mensupport diterbitkannya "Genta" baik dalam isi, layout, maupun cetak. "Genta" edisi pascabencana terbit 8 halaman dan dicetak 500 eksemplar. Komsos MBK berterimakasih juga pada Yohanes Pawe yang menjadi sukarelawan menanggung biaya cetak.

Jejaring Komsos ini juga kami lakukan dengan Paroki St. Helena Bekasi dan St. Ignatius Loyola Jl. Malang dengan rencana untuk studi bersama tentang Komsos. Komsos MBK senantiasa terbuka pada segala bentuk kerjasama.

Berikut nukilan surat dari Pastor Kepala Paroki Baciro Rm. G. Suprayitno Pr:

Berkah Dalem,

Sungguh besar karunia yang Tuhan berikan kepada kami, karena hingga saat ini kehidupan masih bisa kami nikmati. Kuasa Allah sungguh besar.

Atas nama umat di Paroki Baciro, saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas bantuan Anda untuk menerbitkan Genta edisi Juli 2006. Sungguh, tanpa bantuan yang tak ternilai ini, umat di Paroki Baciro mungkin tidak dapat berinteraksi lewat media cetak seperti yang sudah-sudah dilakukan.

Di tengah kehancuran seluruh kompleks bangunan dalam area Gereja Kristus Raja Baciro, kami bahu-membahu tetap mencoba ‘tegak berdiri’ bersama umat, dalam rangka mewujudkan Kerajaan Allah di muka bumi ini. Walaupun banyak kerugian dan kehilangan, namun kami coba untuk tetap tekun, tegar, setia dan berpengharapan kepada Tuhan Yesus Kristus Sang Juru Selamat.

Simpati yang datang merupakan wujud kehadiran Allah juga dalam bentuk yang lain. Kami merasakan bantuan-bantuan yang datang di Paroki Baciro sunguh membantu mempercepat pemulihan ‘luka’ kami karena gempa bumi pada 27 Mei 2006. Untuk itu, atas segala bantuan dan dukungan dalam bentuk apapun, hanya satu yang bisa kami ucapkan: TERIMA KASIH. Semoga Tuhan membalas segala budi baik Anda sekalian. Kami seluruh umat Paroki Baciro berusaha mendoakan Anda sekalian agar tetap bahagia dan sejahtera, karena Anda sekalian sekarang telah menjadi Saudara kami yang SEJATI!


Yogyakarta, 28 Juni 2006
Atas nama umat Paroki Baciro

Romo G. Suprayitno, Pr
Pastor Kepala

Wednesday, 31 January 2007

Konsultasi dengan Komsos KAJ

PARA komsosers MBK tidak pernah merasa sudah pandai dan piawai soal Komunikasi Sosial. Yah, semua komsosers adalah voluntir yang masih awam perihal komsos. Para komsosers tidak segan-segan untuk belajar dan menambah pengetahuan soal komunikasi sosial itu sendiri, lebih-lebih fungsi komsos di paroki. Karena gerak dan dinamika paroki tidak bisa lepas dengan gerak dan dinamika keuskupan, maka paroki perlu belajar juga pada Gereja yang lebih besar. Oleh karena itu, dalam sepotong siang, empat komsoser bertandang ke Komsos KAJ yang berkantor di Gedung Karya Pastoral (GKP) Katedral.

Empat sekawan dari Komsos MBK-Helen, Sigit, Prasetyo, dan Heru, diterima dengan hangat Romo Yustinus Ardiyanto, Pr, selaku Ketua Komsos KAJ. Banyak masukan yang komsosers proleh dari obrolan dengan pastor yang akrab disapa dengan Romo Yus itu. Salah tiganya, antara lain pentingnya posisi Sie Komsos dalam sebuah paroki sebagai komunikator dari Gereja itu sendiri, komsos paroki bekerja seturut dengan visi dan misi yang sudah ditetapkan oleh Dewan Paroki, dan pentingnya kreativitas dalam berkomsos.

Relasi perlu dijaga terus. Konsultasi tidak harus dilakukan dengan mengunjungi katedral. Pada saat Romo Yus mengisi sebuah acara kategorial di MBK, para komsosers yang ‘bandel-bandel’ mencegat dan memaksa dengan hormat Romo Yus untuk mengunjungi ruang Komsos di aula lantai dua. Ajakan ini disambut hangat oleh Romo Yus. Obrolan santai tapi bermutu pun bergulir untuk beberapa saat. Nah, itulah wujud nyata dari kehendak para komsosers untuk memajukan diri dalam pelayanan yang tidak kecil dan tidak mudah ini. Salah satunya, dengan belajar apa saja dan dengan siapa saja.