Thursday 25 January 2007

KAFE SOCRATES dengan CITA RASA BARU


Apa itu Kafe Socrates?
Kafe Socrates adalah ruang diskusi kritis atas berbagai fenomena sosial dan menggereja garapan Sie Komunikasi Sosial Paroki MBK. Secara resmi Kafe Socrates membuka warung filsafatnya pada November 2003.

Mengapa Socrates?
Nama Socrates diambil dari nama bapa filsafat Yunani klasik, Socrates (470-399 SM). Menurut catatan muridnya, Plato (Socrates tidak meninggalkan tulisan), Socrates gemar mengajak setiap orang yang ia temui untuk berdialog. Socrates mengajak orang untuk mengkritisi berbagai hal yang biasa, rutin, umum, dan sebagainya. Metodenya adalah metode bidan. Seperti seorang bidan yang membantu orang mengeluarkan bayinya, demikian juga Socrates membantu orang untuk mampu mengeluarkan ide-ide, opini, refleksi, dan pikirannya. Nah, metode dan gaya Socrates dalam berdiskusi ini yang diharapkan menjadi aroma Kafe Socrates ini.

Mengapa Kafe?
Nama kafe ditujukan pada situasi diskusi yang santai, informal, orang bebas datang dan pergi, orang bebas berbicara, bebas menarik kesimpulan sendiri, bebas diikuti siapa saja, dan sebagainya.

Apa tujuan Kafe Socrates?
1. Menjadi RUANG ALTERNATIF di komunitas MBK (sebelum diperluas jangkauannya) untuk

mengajak siapa saja berpikir kritis dan reflektif atas berbagai hal menyangkut hidup

menggereja dan sosial.
2. Menawarkan kedalaman di tengah kedangkalan cara pikir dan cara hidup.
3. Mengundang orang untuk mengalami fajar budi (aufklarung). Dengan fajar budi orang

mampu keluar dari sikap TIDAK DEWASA akibat kesalahan sendiri. Kesalahan itu terletak

dalam keengganannya dan ketidakmampuan manusia untuk berpikir sendiri. Orang

cenderung berpaut pada otoritas lain di luar dirinya (agama, nabi, dogma, pastor, ideologi,

dsb). [bdk. Immanuel Kant].
4. Menawarkan cara pandang lain pada hidup menggereja dan sosial

Apa semboyan Kafe Socrates?
“Hidup yang tidak pernah direfleksikan adalah hidup yang tidak layak dijalani” [Socrates]

Apa Dasar Biblis Kafe Socrates?
Lukas 9: 20: “Menurut KAMU, siapakah Aku ini?” . Pertanyaan Yesus ini sangatlah bergaya Socrates karena selalu menekankan pentingnya berpikir sendiri (bukan menurut pendapat orang lain). Orang yang mampu berpikir sendiri adalah menjadi salah satu ciri orang yang mampu bertanggungjawab.

Siapa pengunjung Kafe Socrates?
Siapa saja yang mau meluangkan sedikit waktunya untuk berpikir.

Mengapa Cita Rasa Baru?
Label ini menandai penekanan pada metode baru berdiskusi dalam Kafe Socrates. Kata ‘baru’ sebenarnya mengacu pada maksud awal Kafe Socrates ini dibentuk. Kata ‘baru’ di sini sebagai evaluasi kritis atas proses diskusi Kafe Socrates selama ini. Selama ini, partisipan diskusi masih tampak kurang berani untuk mengungkapkan pikirannya, lebih menggantungkan apa saja yang dipikirkan oleh narasumber diskusi. Nah, cita rasa baru mau menekankan bahwa semua partisipan diskusi adalah narasumber dan sejajar. Untuk itu, Kafe Socrates sangat menggantungkan pada kecakapan dari FASILITATOR diskusi. Narasumber tetap akan dihadirkan, tetapi akan diperlakukan sama dengan seluruh partisipan. Dalam hal ini peran Socrates ada pada diri fasilitator.

Apa saja yang pernah didiskusikan?
Secara acak, tema-tema yang pernah didiskusikan adalah:

1. "Berpikir Kritis dalam Gereja, mungkinkah?" bersama GN Aswin
2. "Teologi Pembebasan" (Film Romero) bersama Ig. Haryanto
3. "Perempuan dalam Gereja" (Bedah buku “Kodrat yang Bergerak”) bersama Iswanti
4. "Kekerasan Dalam Rumah Tangga" bersama Maria Hartiningsih (Kompas)
5. "Gereja dalam Modernitas" bersama Greg. Soetomo SJ
6. "Orang Muda dan Gereja" bersama Indra Nurpatria
7. "Hukuman Mati" bersama Wijaya
8. "Pendidikan Pembebasan Paulo Freire" bersama Robert Budiantara
9. "Sisi Lain Tragedi 65" (Film The Shadow Play) bersama Lexy Rambadeta
10. "Orang Muda Merintis Habitus Baru" bersama Felix Iwan Wijayanto
11. "Dekapan Arus Konsumerisme" (Film Supersize Me) bersama Hendar Putranto
12. "Munir" (Film Garuda’s Deadly Upgrade) bersama Rusdi Marpaung
13. "Penjajah-penjajah Baru" (Film The New Rulers of the Word) bersama Santo
14. "Vatikan Bohong Besar?" (Bedah buku Da Vinci Code) bersama JN. Hariyanto SJ
15. "Buku Putih Sang Pengkhianat" (Bedah buku Injil Judas) bersama JN. Hariyanto SJ

16. "Mencintai Lingkungan" (Film Burning Seasons)

17. "Siapakah Perempuan MBK?" bersama para perempuan aktivis paroki

Apa Program-program Lain Kafe Socrates?
1. Menerbitkan Buku Seri Kafe Socrates yang sudah diagendakan sejak kelahirannya. Karena ada 15 tema yang sudah didiskusikan, ada dua buku seri yang bisa diterbitkan pada periode satu tahun ini. Semua materi ada di Sigit.
2. Pekan Film Alternatif (Jumat-Minggu). Tema: Film-film yang ‘dilarang’ Gereja. Rekomendasi Film: Priest, The Name of the Rose, Torn Birds, The Last Temptation etc. Pekan film akan ditutup dengan diskusi ilmiah. Pelatihan fasilitator diskusi. Pemikiran dasar: Kunci keberhasilan Kafe Socrates terletak pada peran fasilitator sebagai Socrates itu sendiri. Ada pedoman yang bisa digunakan: “Starting a Socrates Cafe” oleh Christopher Philips, presiden internasional Socrates Cafe.

Ada yang Lain?
Kafe Socrates MBK sudah didaftarkan di klub Socrates Cafe International yang dikomandoi oleh Christopher Philips.


“Tujuan belajar filsafat bukanlah mengetahui apa yang dahulu pernah dipikirkan manusia mengenai banyak perkara, melainkan bagaimana kebenaran perkara-perkara itu digeluti” [Thomas Aquinas, De caelo et mundo]

No comments: